'' Pendidikan Seni '': Oktober 2016

Selamat pagi salam sejahtera bagi kita semua..

Kali ini admin ingin menampilkan beberapa pameran seni lukis.

Tema yang di gunakan kali ini adalah ''ekspresi kecanduan Gadget''

Tema ini di ambil karena melihat pola tingkah laku seseorang yang selalu memainkan gadgetnya..

Gadget, media sosial dan perubahan pola media massa memang menjadi tema dari pameran tunggal yang diadakan dari 17-28 Mei 2014 ini, Jakarta.

Pameran bertajuk "Still Got The Blues" mengangkat persoalan teknologi, dalam hal ini penggunaan telepon selular dan internet, Jakarta.

Paus Yohanes Paulus II bergaya selfie dalam lukisan “Pope Does Selfie” di TIM, Jakarta, Rabu (21/5/14).

Lukisan wajah tokoh dunia, Dalai Lama yang sedang ber-selfie ria, Jakarta, Rabu (21/5/14).

Sering dengar yang namanya grafiti, tapi ngga tau tentang definisi grafiti itu sendiri!. Kasihan bener sih gengs.

Silahkan lihat artikel di bawah gengs.

Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuat dengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.

Adanya kelas-kelas sosial yang terpisah terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengekspresikan kegiatan seninya. Akibatnya beberapa individu menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota, yaitu dinding.

Pendidikan kesenian yang kurang menyebabkan objek yang sering muncul di grafiti berupa tulisan-tulisan atau sandi yang hanya dipahami golongan tertentu. Biasanya karya ini menunjukkan ketidak puasan terhadap keadaan sosial yang mereka alami.

Meskipun grafiti pada umumnya bersifat merusak dan menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota, namun grafiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Ada banyak sekali seniman terkenal yang mengawali kariernya dari kegiatan grafiti.

Mengapa ada seniman yang memilih tembok sebagai medium berkesenian?

Pilihan tembok atau ruang-ruang publik sebagai ekspresi kekesalan terhadap ketidakadilan dari berbagai hal yang terjadi. Akumulasi kekecewaan, biasanya terhadap pemerintah dan munculah karya seni grafiti yang penuh pencitraan visualisasi yang menggugat dan provokatif. Selain itu, seni grafiti juga menampilkan gaya, identitas, eksistensi seniman atau komunitas grafiti sendiri. Untuk menunjukan secara visual, simbol dan bentuk yang khas dari pencipta seni grafitinya di atas dinding-dinding, tembok gedung-gedung perkotaan. Biasanya berupa warna dan bentuk yang cerah, ngejreng, kontras.